-->

Harga Beras 2.5 kg dan Bagaimana Cara Perhitungannya

Berapakah harga beras 2.5 kg? Pertanyaan ini bisa jadi mudah tapi juga sulit untuk dijawab. Jawaban termudahnya adalah dengan mendatangi pasar atau toko beras terdekat dan menanyakan harganya pada penjual. 

Harga Beras 2.5 kg dan Bagaimana Cara Perhitungannya

Pedagang akan menanyakan jenis beras yang dipilih kemudian memberi tahu harga per kilonya. Lalu, tentu saja, Anda hanya tinggal mengalikan saja harga per kilo dengan 2.5. Untuk beras Rojolele misalnya, harga per 2.5 kilonya sekitar Rp.25.000-30.000 untuk bulan Juni 2020.

Harga Beras Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional

Sementara itu, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional tidak membagi beras berdasarkan tipenya, namun kualitasnya. 

Ada sedikitnya 6 kategori, yaitu Beras Kualitas Bawah I, Beras Kualitas Bawah II, Beras Kualitas Medium I, Beras Kualitas Medium II, Beras Kualitas Super I, dan Beras Kualitas Super II. Harga per kg nya, masing-masing adalah sebagai berikut, ada tanggal 19 Juni 2020; Rp. 9.950, Rp. 9.750, Rp. 10.950, Rp. 10.650, Rp. 12.100, dan Rp.11.750.

Sebagai informasi, jenis-jenis beras di atas dapat dibagi lagi menjadi beberapa tipe beras seperti halnya jika Anda sudah menemukannya di pasar. 

Sementara itu, harga-harga per kilo merupakan harga rata-rata dari beberapa jenis beras yang masuk dalam kategori yang sama. Jadi, berapakah harga beras per 2.5 kg berdasarkan harga per kilo di atas. 

Ya, Anda hanya tinggal mengalikan saja. Untuk Beras Kualitas Bawah I, misalnya, berarti, harganya menjadi Rp. 24.875 untuk bulan Juni 2020.

Cara Menghitung Harga Beras

Secara umum, harga beras untuk bulan Juni 2020 memang relatif stabil bahkan sejak beberapa bulan lalu. Hal ini disampaikan sendiri oleh Kepala Badan Pusat Statistik beberapa waktu yang lalu. 

Namun, Anda mungkin heran mengapa harga bahan makanan pokok di Indonesia cenderung tidak stabil, termasuk beras. 

Untuk harga beras sendiri, memang ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi. Faktor-faktor utama tersebut adalah rendemen dan harga gabah.

Apakah rendemen? Rendemen adalah persentase hasil beras yang dihasilkan dari proses penggilingan gabah. Sebelum gabah siap digiling, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. 

Salah satunya adalah gabah harus masuk kategori Gabah Kering Giling atau GKG. GKG memiliki kriteria utama yaitu kadar air maksimal 14% sehingga beras tidak terbelah dua. 

Tidak semua gabah yang dipanen masuk kategori GKG, bahkan persentasenya hanya sekitar 60-65%. Sisanya, gabah diolah menjadi makanan ternak.

Sementara itu, harga gabah adalah harga gabah murni yang belum diproses untuk memilih rendemen. Harga gabah dipengaruhi oleh benihnya, apakah termasuk benih unggulan atau tidak. 

Dari jenis benih-benih ini juga lah jenis-jenis beras pada akhirnya akan dihasilkan, apakah beras tersebut termasuk ke dalam beras jenis Pandan Wangi, Rojolele, dan lain sebagainya. Beras-beras kualitas unggulan, selain rasanya cenderung enak, proses pengolahannya juga relatif lebih mudah. 

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, ada hal-hal lain yang pada akhirnya ikut mempengaruhi harga beras, diantaranya adalah kecukupan air, jenis tanah, serangan hama, sistem pemupukan, cuaca, dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Sebagai bahan makanan pokok, harga beras pastinya salah satu hal yang sangat penting untuk masyarakat kita. 

Jika harga beras naik, tentunya banyak orang yang akan pusing karena pengeluaran harian akan meningkat pula. Nah, oleh sebab itu, sangat penting untuk diketahui cara menghitung harga beras, karena kesejahteraan semua orang, termasuk petani bergantung di dalamnya.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel