ZMedia Purwodadi

Waspada, Difteri Juga Menyerang Orang dewasa

Daftar Isi

Meski banyak menyerang anak, difteri juga bisa menginfeksi orang dewasa. Cegah dengan cara ini.

Meski lebih berisiko pada anak-anak, orang dewasa juga harus waspada pada difteri. Penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae itu sangat mudah menular melalui partikel cair saluran napas yang keluar saat seseorang bersin atau batuk. Penularan bisa dari penderita maupun karier (pembawa) penyakit yang tampak sehat.

Angka kematian akibat difteri pada individu dewasa di atas 40 tahun sama tingginya dengan balita, yaitu lebih dari 20 persen. Karena itulah, Anda harus tetap waspada.

Gejala umum difteri

Difteri

Menurut dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter, masa inkubasi difteri rata-rata 2-5 hari dengan rentang 1-10 hari. Gejala awalnya bisa tidak spesifik. Oleh karena itu, Anda perlu waspada bila mengalami demam ringan dan menggigil, nyeri saat menelan atau sakit tenggorokan, batuk, suara serak, nafsu makan menurun, dan rasa lemas.

“Jangan anggap sepele lendir hidung kuning kehijauan yang keluar bisa disertai darah, pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Gejala difteri juga dapat berupa pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bull neck,” kata dia.

Menurut dr. Fiona, terbentuknya selaput tebal berwarna putih keabuan di tenggorok atau hidung merupakan ciri khas dari penyakit ini. Selaput ini dapat membuat seseorang menjadi sulit bernapas. Jika tidak ditangani, penderita bisa mengalami gagal napas yang berujung pada kematian.

Racun yang dikeluarkan kuman difteri juga dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan gangguan serius. Gangguan serius itu misalnya peradangan otot jantung (miokarditis), kelainan saraf (polineuropati), hingga gagal ginjal.

Cegah dengan imunisasi

Imunisasi adalah pencegahan difteri yang efektif. Tak hanya untuk anak-anak, orang dewasa berusia 18 tahun ke atas juga membutuhkan imunisasi difteri. Jumlah imunisasi difteri diberikan tergantung pada riwayat imunisasi di masa anak-anak.

Bila riwayat imunisasi saat anak-anak tidak lengkap, Anda harus mendapat imunisasi Td atau Tdap (tetanus, difteri, acellular pertusis) sebanyak 3 kali. Imunisasi kedua diberikan 1 bulan setelah imunisasi pertama. Imunisasi ketiga diberikan 6–12 bulan setelah imunisasi kedua. Setelah itu, untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap penyakit ini, vaksin difteri harus diulang setiap 10 tahun.

Baca Juga : Bahan-Bahan Alami Untuk Menyembuhkan Luka

Pada orang dewasa dengan riwayat imunisasi difteri yang lengkap saat anak-anak, imunisasi Td atau Tdap perlu diberikan setiap 10 tahun sekali, mulai usia 18 tahun.

Jadi, meski banyak menyerang anak, difteri juga bisa menginfeksi orang dewasa. Karena itu, Anda tidak boleh abai pada imunisasi difteri. Bila belum, segera lakukan imunisasi difteri di fasilitas kesehatan terdekat.